“..Kenalilah Allah di kala engkau senang, maka Dia akan mengenalimu di kala engkau susah..” [HR Tirmidzi, Ahmad, Abu Ya`la, Hakim] Jalur Imam Tirmidzi dan Imam Ahmad dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam kitab Shahih Al-Jami`.
Jika seorang hamba bertaqwa kepada Allah dan senantiasa menjaga hak-hak-Nya di saat senang dan sehat, maka ketahuilah bahwa Allah akan senantiasa bersamanya dalam kesenangan dan kesusahan. Jika seorang mengenali Allah dengan cara melaksanakan keta`atan ketika dalam keadaan sehat dan lapang, maka Allah akan mengingatinya ketika ia susah dengan menyayanginya, menolongnya, dan menghilangkan kesusahannya.
Perkara ini bersifat khusus yang mencakupi pendekatan Allah dengan hamba-Nya dan kecintaan-Nya serta terkabulnya do`a hamba tersebut. Ini juga maksud hadits qudsi:
“..Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada dengan apa-apa yang telah Aku perintahkan kepadanya. Dan hamba-Ku masih terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal sunnah sampai Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, dan menjadi penglihatannya yang dipakai untuk melihat, dan menjadi tangannya yang digunakan untuk menyentuh, Jika dia memohon kepada-Ku niscaya Aku penuhi, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku, niscaya aku beri perlindungan kepadanya.” [HR Bukhari]
Adapun orang yang tidak mengenali Allah ketika mereka berada dalam kesenangan, maka tidak akan ada yang mempedulikannya dalam kesusahan, di dunia maupun di akhirat.