awalnya saya heran saat membaca tulisan di sebuah blog teman. disana ditulis topik tentang waktu tapi mengutip quran surat al-insyirah (alam nasyrah) ayat 7 dan 8.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. [QS Al-Insyirah (94) : 7-8]
sejauh yang saya pahami, tema surat al-insyirah adalah tentang etos kerja dimana ayat 7 dan 8 merupakan pelaksanaan dari motivasi yang timbul akibat ayat sebelumnya.
Karena sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. [QS Al-Insyirah (94) : 5-6]
keheranan itu terjawab saat kemudian mengingat apa yang dikutip oleh ustadz quraish shihab dalam tafsir al-mishbah jilid pertama. bahwa alquran itu seperti permata. jika dipandang pada satu sisi akan terlihat kilaunya. jika dipandang lagi dari sudut yang berbeda akan juga terlihat kilaunya. jika dipandang oleh seorang, akan timbul kesan pada dirinya. jika dipandang oleh orang yang berbeda, akan juga timbul kesan pada dirinya yang mungkin berbeda dengan kesan orang lain.
jika dipelajari oleh pakar bahasa, niscaya ia akan menemukan keindahan bahasa quran. jika dipelajari oleh pakar hukum, niscaya ia menemukan keseimbangan hukum yang ditetapkan quran. jika dipelajari oleh ilmuwan, niscaya ia menemukan kebenaran sains pada quran.
satu ayat yang bagi seseorang mungkin tampak biasa, tapi bagi seorang lain malah membuatnya menangis. tingkat kedalaman interaksi dengan quran bisa mempengaruhi pemahaman dan kesan seseorang terhadap quran tersebut.
alasannya satu: karena alquran adalah mukjizat.
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam [QS Al-Furqon (25) : 1]