sebuah pelajaran berharga saya dapatkan dari suatu majelis quran yang pernah saya ikuti. di sana muncul ungkapan (redaksi persisnya saya lupa) “bacalah quran di malam hari seperti engkau membaca buku untuk ujian kuliah di hari esoknya. karena pada setiap hari ada ujian kehidupan. dan jawaban untuk ujian kehidupan itu semuanya ada di quran.”
..Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. [QS An-Nahl (16) : 89]
Allah mengutus rasul dengan membawa kitab dan risalah yang memberikan jalan keluar dari permasalahan kaumnya. Al-Quran sebagai risalah terakhir yang dibawa oleh Rasulullah sebagai penutup para nabi tentu berisi jalan keluar dari permasalahan umat manusia hingga akhir zaman nanti. Disinilah kelebihannya dibanding kitab-kitab samawi sebelumnya yang diturunkan untuk periode tertentu saja.
bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) [QS Al-Baqoroh (2) : 185]
quran sebagai petunjuk bagi manusia sudah barang tentu mencakup segala aspek kehidupan, seperti aspek ruhani, jasmani, intelektual, sosial, ekonomi, hukum, dan lainnya. solusi yang diberikan jelas tanpa cacat, karena ia diturunkan oleh Allah Yang Maha Sempurna dan Bijaksana. quran memberikan penjelasan secara umum yang dapat dijadikan landasan bagi manusia dalam pengkajian hal-hal khusus yang timbul selanjutnya.
oleh karena itu, quran semestinya menjadi ‘buku’ yang paling sering dibaca ketimbang buku-buku lain. jika buku ‘microelectronic circuit’ karya ‘sedra-smith’ adalah pedoman untuk kuliah elektronika sehingga harus dikuasai demi ‘keselamatan kuliah’, apatah lagi quran yang merupakan pedoman untuk hidup sehingga barangsiapa yang ingin bahagia di dunia dan selamat di akhirat haruslah menguasainya.
permasalahannya adalah, mungkin saat membaca quran seringkali hanya berlalu begitu saja tanpa menemukan pelajaran atau barangkali masalah yang kita hadapi tidak terjawab. kalau begitu kondisinya, salahkanlah diri sendiri. sebagai orang beriman jelas mempercayai kebenaran quran. justru kita yang harus khawatir jika kita tidak menemukan kebenaran dan solusi di dalamnya.
jangan-jangan kita hanya sekadar membaca dalam konteks melafalkan saja tanpa mau menilik maknanya.
jangan-jangan kita hanya sekadar membaca untuk targetan mutaba’ah laporan ke murobbi.
jangan-jangan kita melalaikan quran dan berlebihan dalam membaca novel atau buku-buku bertema ‘way to success’ dan/atau ‘management’ karangan trainer, psikolog, dan sebagainya.
padahal inspirasi qurani itu akan didapatkan jika kita mentadabburinya.
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran mendapat pelajaran. [QS Shad ( 38 ) : 29]
hasan al-bashri, murid ibnu mas’ud (salah satu shahabat Rasulullah) mengatakan, “manusia diperintahkan untuk mengamalkan quran, tetapi mereka menjadikan membacanya itu amal”. maksudnya manusia hanya mencukupkan ‘membaca’ sebagai amalan quran, padahal ‘membacanya’ itu baru satu langkah dalam mengamalkan quran.
semoga Allah memberikan nikmat kepada kita sehingga kita menjadi orang-orang yang bisa mentadabburi quran dan menjadikannya sumber pelajaran untuk kehidupan.
Sabda rasululullah saw:
“manusia yg utama adalah manusia yg berilmu,apabila ia di butuhkan ia memberikan manfaat jika tidak di butuhkan maka ia mencukupi dirinya sendiri”