Secara umum, para penghafal Al-Qur’an bila ditanya mengenai kiat menghafal akan menegaskan bahwa hal tersebut sederhana namun memerlukan komitmen. Diantaranya adalah kelurusan niat, kesungguhan usaha, pengulangan/muroja`ah, dan do`a. Yang disebut terakhir mungkin rentan/banyak terluputkan padahal sudah tentu justru itulah senjata pamungkas bagi setiap mu’min. Di atas segalanya, Al-Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan untuk manusia. Untuk bisa menguasainya maka mintalah karunia itu kepada Allah. Jangan sampai terjebak pada arogansi karena mengandalkan strategi atau kemampuan ingatan semata.
Ibnu Katsir dalam Fadha’ilul Qur’an pada bagian akhirnya mencantumkan Bab Do`a Nabi untuk Menghafal Al-Qur’an dan Mencegah Lupa. Peneliti naskah kitab tersebut (Abu Ishaq Al-Huwaini) mengomentari bahwa secara garis besar hadits padanya tidak shahih dari segi sanad dan matan.* Selagi berhati-hati dalam mengambil hadits tersebut, do`a yang terpetik setidaknya bisa menjadi inspirasi akan hal-hal apasaja yang patut disertakan dalam munajat kita. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba pilihan-Nya yang mewarisi Al-Qur’an dengan baik. Berikut ini adalah salah satu redaksi haditsnya;
Ibnu `Abbas berkata, “Suatu ketika kami berada di sisi Rasulullah, ketika `Ali bin Abu Thalib datang dan berkata, ‘Ayah dan ibuku kurelakan, Al-Qur’an mudah hilang dari dadaku, aku tidak mendapati diriku mampu untuk membacanya.’ Kemudian Rasulullah berkata, ‘Wahai Abul Hasan, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya semoga Allah memberimu manfaat, dan memberikan manfaat kepada orang yang engkau ajari serta memantapkan apa yang telah engkau pelajari dalam hatimu?’ Ia (`Ali ra) berkata, ‘Ya, wahai Rasulullah! Ajarkan kepadaku!’ Beliau –shallallahu `alaihi wasallam– berkata, ‘Apabila tiba malam Jum`at, jika engkau mampu bangun pada sepertiga malam terakhir, ketahuilah bahwa waktu itu merupakan malam yang disaksikan (para malaikat), dan do`a pada malam tersebut terkabulkan, dan saudaraku Ya`qub telah berkata kepada anak-anaknya: Aku akan memintakan kalian ampunan kepada Tuhanku (QS Yusuf 98). Ucapan itu terus beliau (Ya`qub as) ucapkan hingga datang malam Jum`at. (Rasulullah saw melanjutkan) Jika engkau tidak mampu maka bangunlah pada pertengahan malam, jika engkau tidak mampu maka bangunlah pada awal malam, kemudian shalatlah empat raka`at dan engkau baca pada raka`at pertama surat Al-Fatihah dan Surat Yasin, dan pada raka’at kedua engkau baca Surat Al-Fatihah dan Surat Ad-Dukhan, dan pada raka`at ketiga engkau baca Surat Al-Fatihah dan Alif Lam Mim Tanzil As-Sajdah, dan pada raka`at keempat engkau baca Surat Al-Fatihah dan Surat Tabarak Al-Mufashshal (Al-Mulk). Kemudian apabila engkau telah selesai dari tasyahud maka pujilah Allah dengan sebaik-baiknya, ucapkanlah shalawat kepadaku serta kepada para nabi dengan sebaik-baiknya, mintakan ampunan untuk orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan, serta saudara-saudaramu yang telah mendahuluimu beriman, kemudian ucapkan di akhir semua itu:
اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي وَارْحَمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِينِي وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِي وَارْزُقْنِي أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُرْضِيكَ عَنِّيَ اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِي وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِي فَإِنَّهُ لَا يُعِينُنِي عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلَا يُؤْتِيهِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Ya Allah, rahmatilah aku untuk meninggalkan kemaksiatan selama Engkau masih menghidupkanku, dan rahmatilah aku untuk tidak memperberat diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku, berilah aku rizki berupa kenikmatan mencermati perkara yang mendatangkan keridha’an-Mu kepadaku. Ya Allah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan serta keperkasaan yang tidak pernah habis. Aku memohon kepada-Mu ya Allah, wahai Zat yang Maha Pengasih, dengan Kebesaran-Mu dan cahaya Wajah-Mu agar mengawasi hatiku untuk menjaga Kitab-Mu, sebagaimana Engkau telah mengajarkannya kepadaku, dan berilah aku rizki untuk senantiasa membacanya hingga membuat-Mu ridha kepadaku. Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Zat yang memiliki kebesaran, kemulian dan keperkasaan yang tidak pernah habis. Aku memohon kepada-Mu ya Allah, wahai Zat yang Maha pengasih, dengan Kebesaran-Mu dan cahaya Wajah-Mu agar Engkau menerangi pandangan mataku dengan Kitab-Mu dan melancarkan lidahku, lenyapkanlah kesusahan dari hatiku, lapangkanlah dadaku dan basuhlah badanku dengan Al-Qur’an, sesungguhnya tidak ada yang dapat membantuku untuk mendapatkan kebenaran selain Engkau, dan juga tidak ada yang bisa memberi kebenaran itu selain Engkau. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
Wahai Abul Hasan, engkau lakukan hal tersebut sebanyak tiga Jum`at atau lima atau tujuh, niscaya engkau akan dikabulkan dengan izin Allah. Demi Zat yang mengutusku dengan kebenaran, Allah tidak akan lupa memberi seorang mu’min.'” `Abdullah bin `Abbas berkata, “Demi Allah, `Ali tidak menunggu waktu lama kecuali hanya lima atau tujuh Jum`at hingga ia datang kepada Rasulullah dalam majelis, kemudian ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, dahulu aku hanya mengambil empat ayat atau sekitar itu dan apabila aku membacanya dalam hatiku maka ayat tersebut hilang, dan sekarang aku mempelajari empat puluh ayat atau sekitar itu, dan apabila aku membacanya dalam hati maka seolah-olah Kitabullah ada di depan mataku. Dan dahulu aku mendengar hadits, apabila aku mengulangnya maka hadits tersebut hilang, dan sekarang aku mendengar beberapa hadits, kemudian apabila aku menceritakan hadits maka aku tidak kehilangan satu huruf pun darinya.’ Kemudian Rasulullah berkata kepadanya, ‘Engkau adalah seorang mukmin, demi Rabb Ka`bah, wahai Abul Hasan.'”
*Hadits riwayat Tirmidzi, ia berkata, sanadnya hasan gharib. Ath-Thabrani juga meriwayatkannya dalam Al-Mu`jam Al-Kabir. Al-Mundziri dalam At-Targhib berkata, berbagai jalur dan sanad hadits ini sangat bagus, sedangkan matan-nya sangat gharib. Al-Hakim (dalam Mustadrak) menjelaskan, shahih sesuai syarat hadits syaikhayni (Bukhari dan Muslim). Adz-Dzahabi mengatakan, hadits munkar, syadz, dikhawatirkan palsu padahal sanadnya bagus. Syaikh Al-Albani menilainya maudhu`. Allahu wa Rasuluhu a`lam.
thanks..mdh2 bs hafal alquran.
apakah sahih
syukron ya akhi ..